Kontestan Pilpres 2014

Kontestan Pilpres 2014
Pilpres Damai 2014

Rabu, 02 Juli 2014

Kicauan Sinting Nan Jorok

Twitter Berkicau

Satu lagi politisi senayan berperangai jorok sedang bangga mempertontonkan kepada rakyat yang pada Pileg 2014 telah menghantarkannya kembali ke panggung DPR Senayan. Saya sendiri sedih, karena salah satu caleg yang saya coblos juga dari partai "orang jorok" ini. Namun saya yakin pada caleg yang saya pilih itu jauh beda dengan "orang jorok" itu bagai bumi dan langit.

Kenapa saya tulis dengan kalimat "Orang Jorok"? Ini pasti ada hubungannya dengan kicauan kata "Sinting" di akun Twitter salah satu politisi partai yang Ketua Umumnya jadi terpidana kasus Suap Impor Daging Sapi dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Bagaimana bisa politisi dari partai yang bernuansa islam sepertinya sangat mudah menuliskan ungkapan kasar dan kotor semacam "Sinting" untuk menunjukkan kebenciannya pada ide orang lain. Perilaku ini saya yakini sudah menjadi pola hidup kesehariannya, dan makin menjadi-jadi saat "Orang Jorok" ini dipercaya partainya untuk mendukung salah satu pasangan Capres.

"Orang Jorok" ini seharusnya mulai berhati-hati lagi dalam menulis di akun Twitternya. Nggak pantas orang terhormat, lolos pileg 2014, legislator DPR-RI omong seperti itu. Dan jangan lupa membaca basmalah sesaat sebelum mengungkapkan perasaan, biar apa yang terungkapkan tidak Jorok. Dan satu lagi sucikan tangan dan jarimu lebih dulu kalau habis keluar dari kamar kecil. Nah....lupa khan!

Selasa, 24 Juni 2014

Kampanye Hitam Menebar Benih Kehancuran

Sedari awal kedua capres 2014 sudah bertekad melakukan kampanye yang bermartabat dengan menghindari kampanye hitam. Seluruh kekuatan kampanye kedua capres sudah "ditancap gas pol" sejak bendera star dikibarkan KPU. Seluruh rakyat "mohon maklum" pada kedua kontestan karena rakyat sedang "mendua" fokus ke Pilpres dan ke Pildun (Piala Dunia). Jadi mohon kedua capres jangan coba-coba untuk melempar kerikil-kerikil kecil ke situasi rakyat yang sedang gembira. Rakyat sedang gembira karena ada dua putra bangsa yang berani maju menjadi calon presiden yang akan memimpin 250 juta rakyat Indonesia. Rakyatpun sedang tak kalah gembira karena beberapa negara muda mampu menembus ajang sepak bola bergensi, meski timnas bangsa sendiri tak kunjung kesana.

Kampanye Pilpres dan kampanye Pildun sama-sama bertujuan menuju kemenangan yang sportif dan bermartabat untuk menghiasi warisan indah pada generasi manusia. Namun, apa jadinya kalau kampanye hitam dikedepankan oleh kedua perhelatan Pilpres dan Pildun? Yang jelas, Pildun tak begitu sarat dengan kampanye hitam, jadi tak usah kita bahas. Tapi kalau di Pilpres ada kampanye hitam ini jelas sangat membahayakan dan ini sudah dan sedang terjadi dimana-mana, sungguh mengenaskan!

Kampanye hitam sangat membahayakan karena ini ibarat menebar benih kehancuran demokrasi. Cara-cara buruk dalam berpolitik, meraih kekuasaan, hanya akan menurunkan martabat berbangsa dan bernegara. Sifat angkara murka berbalut ambisi membabi buta dan berlandaskan politik transaksional bakalan lebih memperkental hitamnya kampanye. Kekalahan maupun kemenangan yang peroleh dari kampanye hitam akan melahirkan sifat-sifat buruk baru yaitu kebencian, balas dendam, arogansi, tiran, diskriminasi, kesewenang-wenangan, dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu demi satu.

Bergembiralah bangsaku! Kalau pilpres tak mampu membahagiakanmu, pilih saja Pildun (piala dunia) untuk sekedar penawar kecewa. Teruslah cerdas dalam memilih, JANGAN GOLPUT! Karena Golput adalah hak yang tidak dimanfaatkan.